SantriNU.id, Tempur, 03/08/2023 - Tim KKN Tempura melanjutkan kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) dengan melakukan kunjungan ke salah satu produsen kopi yang ada di Desa Tempur bersama peneliti asal Belanda. Desa Tempur telah lama terkenal sebagai desa dengan komoditas kopi terbaik.
Bapak Nur Sholihin merupakan salah satu pemilik Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bergerak di bidang produksi kopi. UMKM ini diberi branding Pak Nur Sholihin dengan sebutan “Kopi Kita”.
Branding ini menjadi salah satu merek kopi yang cukup terkenal di luar Desa Tempur. Tim KKN Tempura IPMAFA bersama peneliti asal Belanda mengunjungi kediaman Bapak Nur Sholihin untuk mengekplorasi produksi Kopi Tempur lebih detail.
Dijelaskan oleh beliau bahwa terdapat beberapa jenis kopi yang ada di desa tempur di antaranya Kopi Arabica dan Robusta.
Tim KKN Tempura dan peneliti Belanda juga diberikan kesempatan langsung untuk mencicipi cita rasa kopi murni dari biji kopi pilihan yang di panen ketika warna kulitnya masih merah atau istilah yang umum digunakan oleh para petani kopi tempur dengan istilah “Petik Merah”.
Bapak Nur Sholihin mengatakan Kopi petik merah adalah kopi yang dalam proses panennya memerlukan waktu yang cukup panjang, karena harus dipilih secara konvensioanal, dalam artian harus dipilih dengan tenaga manusia.
Kopi petik merah merupakan salah satu cara panen yang dipopulerkan oleh Bapak Nur Sholihin dan hal tersebut telah dibenarkan oleh petani kopi tempur lainnya, tujuan dari petik merah untuk mendapatkan rasa khas nikmat dari kopi yang berbeda jika dipanen seperti pada umumnya. Sehingga dapat menambah nilai jual kopi.
Panen “Petik Merah” hingga saat ini menjadi cara yang umum digunakan oleh mayoritas petani kopi yang ada di desa tempur hingga saat ini.
Reporter : M. Irfan Maulana, Ketua KKN Tempura
Editor: Ibn Taufiq, Anggota KKN Tempura


0 Komentar